Kamis, 29 November 2012

ZAKAT HEBAT



Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin sebenarnya telah menyediakan solusi terhadap problematika kehidupan yang dihadapi manusia, diantaranya kemiskinan. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengentask
an kemiskinan adalah melalui zakat. Zakat bukan hanya sebatas ibadah yang ketika dilakukan mendapatkan pahala, akan tetapi zakat memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan yang merata.

Setiap elemen masyarakat pada hakikatnya saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Produsen membutuhkan konsumen, negara membutuhkan rakyat dan begitu juga sebaliknya. Semuanya berada dalam sebuah lingkaran sistem yang tidak dapat terpisahkan. Tidak boleh ada yang lemah dan tidak boleh ada yang mati. Satu dengan yang lainnya harus saling menjaga. Karena kerugian atau kelemahan satu elemen akan menyebabkan kerugian dan kelemahan elemen yang lain.

Zakat sebenarnya berfungsi untuk menjaga kestabilan ekonomi yang dijalankan oleh setiap elemen masyarakat. Jangan sampai uang hanya terkonsentrasi pada sebagian kecil elemen masyarakat saja. Uang yang terkonsentrasi pada sebagian kecil masyarakat akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Percuma produsen memproduksi banyak barang jika masyarakat tidak mampu membeli. Akhirnya penurunan daya beli masyarakat akan menyebabkan kelesuan ekonomi sebuah negara.

Melalui zakat uang yang ada pada sebagian kecil orang kaya dapat disalurkan dan didistribusikan kepada masyarakat miskin. Melalui lembaga amil zakat yang professional dan produktif diharapkan uang yang disalurkan dapat menggenjot perekonomian masyarakat miskin dan menaikkan daya beli mereka. Sehingga satu persatu masyarakat miskin naik status menjadi orang kaya. Semakin banyak muzakki baru yang lahir dan membantu lebih banyak lagi masyarakat miskin. Ketika perekonomian semua masyarakat meningkat maka daya beli juga akan meningkat. Semua produk yang ada di masyarakat akan mudah terjual. Tidak ada lagi istilah dagangan tidak laku dan pengusaha rugi. Perputaran ekonomi akan menjaid semakin cepat. Pada saat itulah kesejahteraan hakiki sebuah negara terbentuk. Karena semua rakyatnya telah sejahtera.
Wallahu a’lamu bishshawab


Selasa, 27 November 2012

The Power Of “Rakyat”



Oleh: Safrizal

Dalam sistem perekonomian kapitalis yang zholim seperti saat sekarang ini wajar rasanya rakyat selalu menjadi korban. Ditambah lagi dengan sikap penguasa yang hanya mementingkan diri sendiri. Percuma kita turun ke jalan, berteriak sekeras mungkin dan berharap pemerintah akan merubah hidup kita kepada yang lebih baik. Memang sudah seperti inilah negara ini, jangan terlalu larut dalam kekecewaan dan penyesalan terhadap pemimpin-pemimpin yang kita percayai itu. Mungkin juga permasalahan negara ini sudah sangat kompleks, sehingga para pemimpin kita pun bingung untuk membenahinya.

Kita sebagai rakyat sebenarnya memiliki potensi besar untuk dapat memperbaiki kualitas hidup kita bersama. Asal saja kita mau bersatu dan bahu membahu memperbaiki kualitas hidup kita. Selama ini rakyat ditindas oleh para pemilik modal. Mereka memanfaatkan kebutuhan kita untuk meningkatkan laba mereka. Harga barang kebutuhan pokok tinggi, bunga modal usaha tinggi, harga getah turun, harga sawit anjlok dan semua hal yang membuat rakyat susah itu karena para pemilik modal dan cukong-cukong jahat itu lah yang mengatur semuanya. Rakyat tidak bisa berbuat apa-apa, karena rakyat tidak punya lembaga alternatif yang memihak kepada mereka. Mau tidak mau rakyat tetap harus berhubungan dengan para penguasa zholim itu, walaupun harus merasakan rugi.

Sudah saatnya rakyat mandiri dan menyusun kekuatan baru untuk melawan para pemilik modal dan cukong-cukong jahat itu. Mari kita bangun perekonomian yang bebasis kerakyatan, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat. Bahu membahu untuk membangun perusahaan-perusahaan besar yang vital milik rakyat. Lembaga keuangan milik rakyat, pabrik-pabrik milik rakyat, mall-mall milik rakyat yang semua harga ditentukan oleh rakyat. Tidak perlu bunga, tidak perlu untung besar, yang terpenting rakyat sejahtera dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita punya kekuatan penuh untuk tidak membeli dan menjual barang ke perusahaan mereka. Mau tidak mau mereka juga harus bergabung bersama kita kelak. Karena kekuatan sudah berada di tangan rakyat, bukan ditangan perorangan dan negara.

Baitul Maal sebenarnya sangat berpotensi menjadi lembaga keuangan milik rakyat. Menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana ke masyarakat (Fungsi Bank) tanpa bunga. Mari sama-sama kita bahu membahu membangun dan membesarkan lembaga keuangan milik rakyat ini. Semoga dari baitul maal akan lahir muslim-muslim kaya baru yang kelak membantu menguatkan perekonomian negara-negara Islam ke depan. Amin
Wallahu a’lamu bishhawab

Minggu, 25 November 2012

Ekonomi Islam Solusi



Oleh: Safrizal

Salah satu problematika yang dihadapi ummat Islam saat ini adalah masalah kemiskinan. Negara-negara Muslim kerap diidentikan dengan kondisi masyarakat yang kumuh, bodoh, dan miskin. Penghinaan dan penindasan juga kerap dialami oleh masyarakat muslim dunia. Negara-negara muslim tidak berani melawan dan menyatakan sikap karena takut diembargo secara ekonomi oleh negara-negara kafir yang pada saat ini menjadi penguasa dunia. Padahal ummat Islam dalam Alquran diberi gelar “Kuntum khoiru ummah” atau ummat terbaik, tapi melihat kondisi ummat Islam sekarang sungguh memprihatinkan, bagaikan buih di tengah lautan. Ummat Islam jumlahnya banyak tapi tidak berdaya menghadapi gelombang kehidupan.

Sebenarnya, akar permasalahan dari problematika ekonomi yang dihadapi oleh ummat Islam di dunia ini adalah sistem perekonomian yang salah. Ummat Islam masih menganut sistem ekonomi kapitalis (sistem ekonomi ribawi) yang merupakan produk dan hasil pemikiran orang kafir. Bagaimana Islam bisa menjadi pemenang jika aturan main yang dianut adalah aturan main orang non Islam. Allah juga tidak akan menurunkan rahmat dan berkah-Nya ke dalam rezeki ummat Islam yang di dapatkan secara tidak halal.

Ekonomi kapitalis akan menyebabkan kekayaan terpusat pada segelintir orang atau negara, dan menyebabkan semakin besarnya gap/ketimpangan antara kaya dan miskin. Kontrol ekonomi sebuah negara dipegang oleh orang kaya dan pemilik modal. Dalam hal mendapatkan modal kerja misalnya, para pemilik modal berlomba-lomba mendirikan perusahaan keuangan dengan dalih membantu masyarakat kecil untuk mendapatkan modal kerja. Dengan memanfaatkan kebutuhan masyarakat dan kekuasaan penuh yang mereka miliki, para pemilik modal menetapkan bunga yang besar dari modal yang mereka pinjamkan.

Hal ini sebenarnya sama sekali tidak membantu masyarakat kecil untuk bangkit dari kemiskinan mereka. Sebaliknya, masyarakat miskin akan semakin disulitkan untuk mengembalikan modal dengan bunga yang sangat besar. Pemilik modal akan selalu menjadi pihak yang diuntungkan dan masyarakat miskin akan tetap miskin karena menjadi korban kejahatan bisnis pemilik modal. Masyarakat miskin yang bekerja keras untuk memutar uang dalam dunia usaha akan tetapi yang kaya adalah pemiliki modal.  

Islam sebenarnya memiliki aturan main ekonomi sendiri. Islam adalah agama yang komprehensif, jelas dalam setiap sektornya, termasuk sektor ekonomi. Islam sangat menginginkan pendapatan dan kesejahteraan ekonomi yang merata. Allah berfirman:
.....supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
(Al-Hasyr:7)

Ada nilai moral dalam ekonomi islam yaitu Qonaah, menghindari mubadzir, tidak serakah, tidak bersifat konsumtif. Ada instrumen pemerataan seperti zakat, infaq shadaqah. Ada peran pemerintah (tadakhul dauliyah) yang menjaga maqasid syariah, menjaga kemaslahatan orang banyak.

Ekonomi Islam sangat identik dengan ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan sangat berpihak pada kepentingan rakyat banyak, sangat powerfull pada bagaimana pemerataan pendapatan dan kesempatan sehingga masyarakat dapat menikmati kesejahteraan. Sinergi yang paling efektif adalah menanamkan nilai moral dan syariah pada ekonomi kerakyatan. Kehalalan, Kejujuran, keadilan, menghindari kezhaliman, menghindari kemubadziran dan hal yang tidak bermanfaat, menghindari hal yang haram adalah suatu nilai moral yang dapat meningkatkan nilai lebih dari sinergi ini.

Inilah sebenarnya salah satu titik tekan ekonomi dalam islam, selain intrumen bebas riba dengan segala derivasinya, dalam sistem ekonomi islam. Ekonomi yang berlandaskan pada moral yang tinggi. Semua orang boleh menjadi kaya, boleh menjadi besar jika memungkinkan, namun dengan anturan yang jelas, sesuai syariat, tidak menzalimi, berlaku adil, azas kesetimbangan, bermanfaat bagi orang banyak dan peduli dengan sesama.

Islam itu indah, rahmat bagi sekalian alam. Andaikan saja ummat Islam mau dan yakin menggunakan ajaran Islam dalam masalah ekonominya, niscaya Allah akan menurunkan rahmat dan kesejahteraan yang hakiki kepada ummat Islam. Jangan takut untuk keluar dari lingkaran setan perekonomian kapitalis dunia. Bukan pasar uang yang mensejahterakan sebuah negara, tapi pasar barang dan usaha riil yang melibatkan seluruh rakyat. Pasar uang adalah “lapak judi para pemiliki modal” yang hanya membuat nilai uang sebuah negara sangat fluktuatif dan membuat rakyat semakin sulit karena uang terkonsentrasi dan tidak beredar di masyarakat. Fokuslah pada kekuatan ekonomi rakyat dan pertumbuhan sektor usaha riil masyarakat. Biarkan uang beredar sebanyak-banyaknya di masyarakat. Karena sebuah negara dikatakan sejahtera apabila kesejahteraan itu meliputi seluruh rakyatnya, bukan milik segelintir orang saja. Wallahu a’lamu bishshawab

Kamis, 15 November 2012

Profil Singkat Baitul Maal Tijarah


Bismillahirrahmanirrahim

Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo'alah untuk mereka, sesungguhnya do'amu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah maha penerima tobat, maha penyayang.
(Al Qur'an Surat At Taubah ayat 103 )

LATAR BELAKANG
Jatuh bangunnya suatu pemerintahan, sukses gagalnya sistem politik, timbul dan padamnya reformasi, bahkan perang ideologi dewasa ini tidak lepas dari problematika ekonomi.Salah satu problem ekonomi yang sedang serius dihadapi di banyak negara berkembang adalah masalah kemiskinan. Fenomena ini tidak hanya menjadi problematika ekonomi,  tetapi juga menjadi problematika sosial dan politik suatu negara.

Lembaga-lembaga keuangan yang diharapkan menjadi solusi modal bagi pengusaha kecil untuk bangkit ternyata hanya memikirkan laba besar yang harus mereka dapatkan. Masyarakat kecil semakin dipersulit dengan besarnya bunga yang harus mereka bayar dari modal yang mereka pinjam. Lembaga-lembaga zakat yang menjadi harapan ummat selama ini juga melakukan penyaluran dana zakat hanya sebatas pada pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan si penerima dana. Masyarakat kecil akan semakin terbuai dengan kemiskinan dan tidak termotivasi untuk keluar dan bangkit dari kemiskinan itu.

Semenjak 14 abad yang lalu, zakat merupakan salah satu instrumen yang dianggap mampu mengatasi krisis ekonomi masyarakat. Dalam implementasinya zakat tidak sebatas rukun Islam, melainkan mempunyai efek domino dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam mengangkat garis kemiskinan. Zakat sebagai harta rakyat harusnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dana zakat adalah dana yang paling mungkin dialokasikan untuk membantu kebutuhan modal masyarakat kecil untuk bangkit dari kemiskinan mereka.

Baitul Mal sebagai lembaga pengelola zakat harusnya dapat menjadi tumpuan harapan dan permata hati bagi masyarakat. Sudah saatnya Baitul Mal bekerja lebih professional dan produktif. Tidak hanya menunggu muzakki mengantarkan zakat dan menyalurkannya secara sederhana secara konsumtif. Amil harus mendata dan mendatangi wajib zakat serta melakukan penyaluran pada sektor produktif.
Diharapkan masyarakat miskin yang mendapatkan fasilitas pinjaman modal tanpa bunga dari Baitul Mal termotivasi untuk bangkit dan keluar dari masalah ekonomi mereka. Pendampingan usaha yang dilakukan Baitul Mal terhadap nasabah yang mendapatkan fasilitas pinjaman juga diharapkan membantu dan menambah semangat mereka untuk berusaha. Hal tersebut tidak hanya akan berdampak pada peningkatan produksi dan investasi, melainkan permintaan tenaga kerja pun ikut bertambah. Dengan demikian, pengangguran sebagai wabah dari krisis sosial dapat  ditanggulangi.

Melalui latar belakang di atas dan dengan dilandasi semangat perubahan kepada yang lebih baik jamaah masjid An-Nur Desa Landuh dan didukung oleh masyarakat sepakat untuk membentuk Baitul Mal yang amanah, professional dan produktif dengan nama BAITUL MAAL TIJARAH.

VISI
Menjadi Baitul Maal Terpercaya Pilihan Ummat

MISI
1.      Menjadi lembaga yang profesional dalam pengelolaan zakat, infaq, shadaqah, wakaf dan hibah
2.      Membangun kesadaran umat untuk berinfaq, zakat dan shadaqah
3.      Mengangkat anak yatim dan kaum dhuafa menuju kemandirian
4.      Mengembangkan syiar dan dakwah
5.      Menyalurkan dana pada usaha produktif tanpa riba

SUSUNAN PENGURUS

Dewan Pengawas
·         Sufril Mahdi                                        (Ketua)
·         Ir. T. Ibrahim                                       (Anggota)
·         Muhammad Zaini                                (Anggota)       
·         Abdul Jalil, S.Pd                                 (Anggota)
·         Imam Rabuddin                                  (Anggota)
·         Lasminto                                            (Anggota)

Dewan Syariah
·         Ustadz Muhammad Nasir, MA           (Ketua)
·         Ustadz Muhammad Nur                     (Anggota)
·         Ustadz Syafwanul Hakim, S.Pd.I        (Anggota)

Dewan Pengurus
·         Abdul Manaf (Tok Imam)                   (Ketua Umum)
·         Safrizal, S.E.I                                     (Ketua Harian)
·         Rika Fatimah, S.K.M                         (Sekretaris)
·         Ustadz Imran Khalid                           (Bendahara)


Donatur dapat menyampaikan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui transfer bank di bawah ini :

Zakat   : Bank Syariah Mandiri Capem Kualasimpang      7043887558    an Baitul Maal Tijarah

Infak   : Bank Syariah Mandiri Capem Kualasimpang      7043887852    an Baitul Maal Tijarah


Layanan Hitung & Jemput ZIS: 0852 7005 6640 (Rizal), 085262487519 (Ust Imran)